Jumat, 12 Desember 2008

Modul : "MENGOPERASIKAN PERALATAN PENGALIH DAYA TEGANGAN RENDAH

KATA PENGANTAR


Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.

Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.

Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.

Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini.

Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.

Jakarta, Desember 2005

a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan






Dr, Joko Sutrisno, MM
NIP 131415680



DAFTAR ISI

 Kata Pengantar Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan i
 Daftar Isi iii
 Peta Kedudukan Modul vi
 Daftar Judul Modul vii
 Standart Kompetensi Keahlian viii
 Profil Kompetensi Lulusan xi
 Mekanisme Pemelajaran xii
 Deskripsi Pemelajaran xiii
 Glosary xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Deskripsi 1
B. Prasyarat 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul 2
D. Tujuan Akhir 2
E. Cek Kemampuan 3

BAB II. PEMELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT 4
B. KEGIATAN BELAJAR PESERTA DIKLAT 5

Kegiatan Belajar 1. Menerapkan Prosedur Pengopersian Sistim Kelistrikan
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 5
b. Uraian Materi 5
1. Sumber Energi 5
2. Komponen peralatan pengalih daya 7
3. Memahami rangkaian pengendali pengalih daya 11
4. Memahami rangkaian power pengalih daya 12
c. Rangkuman 12
d. Tugas 13
e. Tes formatif 13
f. Lembar kerja 13





Kegiatan Belajar 2. Mengidentifikasi Alat Ukur
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 15
b. Uraian Materi 15
1. Ampermeter 15
2. Voltmeter 16
3. Thermal Over Load Relay 17
c. Rangkuman 18
d. Tugas 18
e. Tes formatif 18
f. Lembar kerja 19

Kegiatan Belajar 3. Melaksanakan Operasi Peralatan Pengalih
Daya Tegangan Rendah
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 20
b. Uraian Materi 20
1. Forward-Reverse Motor 3 Fasa 20
2. Run-Jogging Motor 3 Fasa 22
3. Starting Y- Otomatis 23
4. Forward-Reverse Otomatis 25
5. Motor Pumpa dengan kontrol permukaan 26
6. Dasar mesin Crane 28
c. Rangkuman 29
d. Tugas 30
e. Tes formatif 30
f. Lembar kerja 31

Kegiatan Belajar 4. Mengamati Dan Menanggulangi Masalah
Operasi Pengalih Daya
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 33
b. Uraian Materi 33
1. Mengamati operasi peralatan pengalih daya 33
2. Menanggulangi masalah bila terjadi gangguan 37
3. Perbaikan peralatan 38
c. Rangkuman 38
d. Tugas 39
e. Tes formatif 39
f. Lembar kerja 40

Kunci Jawaban Tes formatif 42

BAB III. EVALUASI
A. Tes Tertulis 50
B. Tes Praktik 50

Kunci Jawaban Evaluasi 51
Lembar Penilaian Tes Praktik 53

BAB IV. PENUTUP 57

DAFTAR PUSTAKA 58
PETA KEDUDUKAN MODUL


















DAFTAR JUDUL MODUL

No. Kode Modul Judul Modul
1. PTL.KON.001(1) Melaksanakan persiapan pekerjaan awal
2. PTL.KON.002(1) Menyiapkan bahan kebutuhan kerja
3. PTL.HAR.001(1) Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan listrik rumah tangga
4. PTL.KON.006(1) Memasang neon sign (aplikasi khusus)
5. PTL.KON.007(1) Memasang sistem perpipaan dan saluran
6. PTL.KON.008(1) Memasang dan menyambung sistem pengawatan
7. PTL.OPS.001(2) Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah
8. PTL.OPS.003(2) Mengoperasikan gen set
9. PTL.OPS.004(1) Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektromekanik
10. TPL.HAR.002(1) Melakukan pekerjaan dasar perbaikan motor Listrik
11. PTL.HAR.003(1) Melakukan pekerjaan dasar perbaikan rambu cahaya (Illumination Sign)
12. PTL.HAR.006(1) Melilit dan membongkar kumparan
13. PTL.HAR.009(1) Memelihara panel listrik
14. PTL.OPS.002(2) Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan tinggi
15. PTL.OPS.005(2) Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik
16. PTL.OPS.006(2) Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC
17. PTL.HAR.004(1) Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan penunjang (operasional support)
18. PTL.HAR.005(1) Merakit dan menguraikan komponen listrik/ elektronika pada peralatan rumah tangga
19. PTL.HAR.007(1) Merakit dan mengurai komponen elektronika pada rambu cahaya
20. PTL.HAR.008(1) Merakit dan mengurai komponen listrik/elektronika pada sarana penunjang (operasional support)
21. PTL.HAR.011(1) Merawat dan memperbaiki peralatan pengalih daya tegangan rendah
22. PTL.HAR.012(1) Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik sistem kendali dan rangkaian terkait
23. PTL.HAR.026(1) Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik pada mesin-mesin listrik
STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN
DAN LEVEL KUALIFIKASI


Standar kompetensi yang digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada Bidang Ketenagalistrikan.


Kode Kompetensi Sertifikat Kompetensi Level Kualifikasi Jenjang Pendidikan
PTL.KON.001(1) Melaksanakan persiapan pekerjaan awal Tanpa Sertifikat Teknisi SMK
PTL.KON.002(1) Menyiapkan bahan kebutuhan kerja
PTL.KON.007(1) Memasang system perpipaan dan saluran
PTL.KON.008(1) Memasang dan menyambung sistem pengawatan
PTL.HAR.003(1) Melakukan pekerjaan dasar perbaikan rambu cahaya (Illumination Sign) Pemasangan dan Pemeliharaan Instalasi Listrik Teknisi SMK
PTL.KON.006(1) Memasang neon sign (aplikasi khusus)
PTL.HAR.009(1) Memelihara panel listrik
PTL.OPS.001(2) Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah
PTL.OPS.002(2) Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan tinggi
PTL.HAR.011(1) Merawat dan memperbaiki peralatan pengalih daya tegangan rendah
TPL.HAR.002(1) Melakukan pekerjaan dasar perbaikan motor Listrik Pemeliharaan dan Perbaikan Motor Listrik Teknisi SMK
PTL.HAR.006(1) Melilit dan membongkar kumparan
PTL.HAR.026(1) Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik pada mesin-mesin listrik
PTL.HAR.001(1) Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan listrik rumah tangga Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Rumahtangga Teknisi SMK
PTL.HAR.005(1) Merakit dan menguraikan komponen listrik/elektronika pada peralatan rumah tangga
PTL.OPS.004(1) Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektromekanik Pelayanan dan Pemeliharaan Sistem Kendali Teknisi SMK
PTL.OPS.005(2) Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik
PTL.OPS.006(2) Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali PLC
PTL.HAR.007(1) Merakit dan menguraikan komponen elektronika pada rambu cahaya
PTL.HAR.012(1) Memelihara dan memperbaiki peralatan listrik sistem kendali dan rangkaian terkait
PTL.HAR.004(1) Melakukan pekerjaan dasar perbaikan peralatan penunjang (operasional support) Pelayanan Pemeliharaan Peralatan Penunjang Teknisi SMK
PTL.OPS.003(2) Mengoperasikan genset
PTL.HAR.008(1) Merakit dan mengurai komponen listrik/elektronika pada sarana penunjang (operasional support)








































PROFIL KOMPETENSI LULUSAN

Profil kompetensi lulusan SMK terdiri dari kompetensi umum dan kompetensi kejuruan, yang masing-masing telah memuat kompetensi kunci. Kompetensi umum mengacu pada tujuan pendidikan nasional dan kecakapan hidup generik, sedangkan kompetensi kejuruan mengacu pada SKKNI.

1. Kompetensi Umum
a. Tuntutan UUSPN Ps 3

1 Beriman dan bertaqwa
2 Berakhlak mulia
3 Sehat
4 Cakap
5 Kreatif
6 Mandiri
7 Demokratis
8. Tanggung jawab

b. Tuntutan dunia kerja

1 Disiplin
2 Jujur


2. Kompetensi Kejuruan
Level Kualifikasi Kompetensi Sub Kompetensi
Teknisi Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah  Menerapkan prosedur pengoperasian sistem kelistrikan
 Mengidentifikasi alat ukur
 Melaksanakan operasi peralatan pengalih daya
 Mengamati dan Menanggulangi masalah operasi pengalih daya
 Membuat laporan pengoperasian
 Mempersiapkan pengoperasian
 Melaksanakan pengoperasian
 Membuat laporan pengoperasian
MEKANISME PEMELAJARAN




Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:
















DESKRIPSI PEMELAJARAN

KOMPETENSI : Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah
KODE : PTL.OPS.001(2)
DURASI PEMELAJARAN : 60 Jam @ 45 menit

LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G
2 2 2 2 1 1 1

KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya:
 Kebijakan yang berlaku diperusahan harus dipatuhi
 Peralatan dan sarana yang terkait untuk pelaksanaan harus disediakan
 Dalam melakukan pekerjaan ini harus diperhatikan SOP yang berlaku ditempat kerja serta peraturan keselamatan kerja yang berlaku diperusahaan harus dipatuhi

SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Menerapkan prosedur pengoperasian sistem kelistrikan  Peralatan yang berkaitan dengan pengoperasian diidentifikasi masing-masing fungsi dan pengoperasiannya sesuai SOP
 Diagram kerja dan sistem kelistrikan dipahami berdasarkan standar praktis
 Meliputi pengetahuan keterampilan dan sikap dalam melaksanakan pengoperasian sistem pensaklaran untuk memutuskan dan menyambungkan tenaga listrik pada panel tegangan rendah serta pengetahuan pendukung dan keterampilan yaitu kesehatan dan keselamatan kerja serta penggunaan perkakas.  Mentaati ketentuan cara pengoperasian sistem kelistrikan  Memahami SOP peralatan pengalih daya tegangan rendah
 Mengidentifikasi komponen peralatan pengalih daya tegangan rendah
 Memahami fungsi masing-masing komponen pengalih daya rendah
 Memahami diagram kerja dan sistem kelistrikan  Melakukan pengopera-sian sistem kelistrikan sesuai dengan prosedur
2. Mengidentifikasi alat ukur  Instrumen/peralatan ukur besaran listrik diidentifikasi sesuai dengan prinsip kerja dan peruntukkannya
 Hasil pembacaan alat ukur dibandingkan dengan nilai/angka yang ditetapkan sesuai spesifikasi pabrikan  Meliputi pengetahuan keterampilan dan sikap dalam melaksanakan pengoperasian sistem pensaklaran untuk memutuskan dan menyambungkan tenaga listrik pada panel tegangan rendah serta pengetahuan pendukung dan keterampilan yaitu kesehatan dan keselamatan kerja serta penggunaan perkakas.  Mentaati ketentuan cara penggunaan instrumen/ alat ukur besaran listrik  Mengidentifikasi instrumen/alat ukur besaran listrik
 Memahami prinsip kerja instrumen/alat ukur besaran listrik
 Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi pabrikan  Melakukan pengukuran besaran listrik
3. Melaksanakan operasi peralatan pengalih daya  Komponen peralatan operasi pengalih daya dipersiapkan sesuai SOP
 Sistem pengalih daya dioperasikan dengan menggunakan urutan kerja yang ditetapkan dalam SOP  Meliputi pengetahuan keterampilan dan sikap dalam melaksanakan pengoperasian sistem pensaklaran untuk memutuskan dan menyambungkan tenaga listrik pada panel tegangan rendah serta pengetahuan pendukung dan keterampilan yaitu kesehatan dan keselamatan kerja serta penggunaan perkakas.  Mentaati langkah kerja pengoperasian pengalih daya tegangan rendah  Memahami langkah kerja pengoperasian peralatan pengalih daya tegangan rendah  Menyiapkan komponen peralatan operasi peng-alih daya tegangan rendah
 Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah
4. Mengamati dan menanggulangi masalah operasi pengalih daya  Ganguan yang berkaitan dengan penyimpangan pe-nunjukan alat alat ukur diidentifikasi dengan memperhatikan toleransi yang ditetapkan sesuai instruksi manual
 Penyimpangan yang teridentifikasi penyebabnya, ditentukan alternatif penanggu-langannya.
 Alternatif penyelesaian masalah dikonsultasikan dengan pihak yang terkait dengan memperhatikan SOP
 Alternatif penyelesaian masalah yang telah disetujui dilaksanakn hingga gangguan teratasi
 Meliputi pengetahuan keterampilan dan sikap dalam melaksanakan pengoperasian sistem pensaklaran untuk memutuskan dan menyambungkan tenaga listrik pada panel tegangan rendah serta pengetahuan pendukung dan keterampilan yaitu kesehatan dan keselamatan kerja serta penggunaan perkakas.  Mengkonsultasikan alternatif pemecehan masalah kepada pihak terkait  Menganalisa gangguan melalui penunjukan alat ukur
 Memahami cara meng-atasi gangguan pada peralatan pengalih daya tegangan rendah  Mengatasi gangguan pada pengoperasian peralatan pengalih daya tegangan rendah
5. Membuat laporan peng-operasian  Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan
 Format laporan disimpan/ disiapkan sesuai prosedur  Meliputi pengetahuan keterampilan dan sikap dalam melaksanakan pengoperasian sistem pensaklaran untuk memutuskan dan menyambungkan tenaga listrik pada panel tegangan rendah serta pengetahuan pendukung dan keterampilan yaitu kesehatan dan keselamatan kerja serta penggunaan perkakas.  Mengikuti prosedur penyimpanan atau pengarsipan laporan  Memahami langkah kerja pengoperasian peralatan pengalih daya tegangan rendah  Membuat laporan peng-operasian peralatan pengalih daya tegangan rendah

GLOSARY
ISTILAH KETERANGAN
C-DC Sumber energi AC (Alternating Current) untuk tegangan bolak balik.
Sumber energi DC (Direct Current) untuk tegangan searah.
MCB Miniatur Circuit Breaker berfungsi untuk mengamankan peralatan dari akibat hubung singkat.
Kontaktor Saklar untuk membuka dan menutup yang bekerja secara elektromagnetik.
Push Botton Tombol tekan yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik.
Thermal Over Load Pengaman arus akibat dari beban lebih,
Motor 3 Fasa Mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dengan sumber tegangan 3 Fasa.
Forward-Reverse
Motor 3 Fasa Motor 3 Fasa yang bekerja dengan arah putaran maju dan mundur.
Run-Jogging
Motor 3 Fasa Motor 3 Fasa yang bekerja dengan arah putaran maju terus dan dapat pula dengan maju sesaat selama tombol di tekan.
Starting Y-
Motor 3 Fasa Motor 3 Fasa yang bekerja dengan sistim pengasutan hubungan Y- .
Mesin Crane Mesin yang digunakan untuk mengangkat dan memindahkan barang pada jalur rel.
Paralak Kesalahan pembacaan alat ukur yang menggunakan indera penglihatan.
DOL Direct On Line adalah sistim mengoperasikan Motor secara langsung tanpa pengasutan.
Reservoir Bak penampung
Float Switch Saklar pelampung (saklar permukaan)
Selektor Switch Saklar pemilih
Short Circuit Peristiwa hubung singkat
Plugging Pembalikan arah putaran
Regeneratif Pemanfaatan sisa putaran motor yang beralih menjadi energi generator.




BAB. I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah merupakan modul bahan ajar praktikum yang mengoperasikan peralatan sesuai dengan identifikasi masing-masing fungsi dan pengoperasiannya. Diagram kerja dan sistim kelistrikan harus dipahami berdasarkan standar praktis. Penggunaan alat ukur dan pembacaannya harus sesuai dengan spesifikasi pabrikan. Pengoperasian peralatan pengalih daya dioperasikan dengan urutan kerja. Mengatasi gangguan yang berkaitan dengan penyimpangan penunjukan alat ukur dan penyebab lainnya. Pelaporan yang dibuat dengan format dan prosedur yang ditetapkan.

Modul ini terdiri dari dari 4 (empat) kegiatan belajar yanq terdiri: 1. Menerapkan prosedur pengoperasian sistem kelistrikan, 2. Mengidentifikasi alat ukur, 3. Melaksanakan operasi peralatan pengalih daya tegangan rendah dan 4. Mengamati dan menanggulangi masalah operasi pengalih daya.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat mampu menguasai cara mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah, membaca peralatan ukur, mengatasi dan menanggulangi masalah operasi pengalih daya.

B. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini diperlukan prasyarat. Yaitu harus mempelajari modul yang terdahulu yang terdiri dari:
1. Melaksanakan persiapan pekerjaan awal (PTL.KON.001(1))
2. Menyiapkan bahan kebutuhan kerja (PTL.KON.002(1))
3. Memasang sistim perpipaan dan saluran (PTL.KON.007(1))
4. Memasang dan menyambung sistim pengawatan (PTL.KON.008(1))

Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah merupakan satu dari enam bagian kompetensi yang dimiliki oleh teknisi dengan sertifikat kompetensi Pemasangan dan Pemeliharaan Instalasi Listrik.
Keenam kompetensi tersebut adalah: 1. Melakukan pekerjaan dasar perbaikan rambu cahaya, 2. Memasang neon sign, 3. Memelihara panel listrik, 4. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah, 5. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan tinggi dan 6. Merawat dan memperbaiki peralatan pengalih daya tegangan rendah.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Petunjuk bagi peserta diklat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mempelajari modul ini:
a. Memahami tujuan pemelajaran sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai
b. Membaca tahap demi tahap seluruh materi yang disajikan
c. Materi bahan ajar ini merupakan implementasi dari konsep yang dilaksanakan di bengkel ataupun di lapangan
d. Untuk menyakinkan pemahaman materi bahan ajar peserta didik harus menyelesaikan semua tugas pada lembar tugas akhir modul ini dan diserahkan kepada guru/pembimbing secara individual/kelompok
e. Jika nilai hasil belajar kurang dari 70%, anda belum berhasil dan harus mengulangi lagi seluruh materi pada kegiatan belajar tersebut
f. Jika melaksanakan kegiatan praktek, ikutilah prosedur/petunjuk yang ditentukan pada lembar kerja dan bertanyalah pada guru pembimbing setiap ada kesulitan

2. Petunjuk bagi guru pembimbing
a. Membantu peserta diklat dalam melaksanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep-konsep maupun praktek melalui dialog/tanya jawab
d. Membantu peserta diklat untuk menambah wawasan melalui pengalaman, buku referensi atau melalui narasumber di luar sekolah, misalkan DU/DI
e. Merencanakan dan melaksanakan penilaian serta mempersiapkan perangkatnya
f. Menjelaskan tentang kompetensi yang harus dikuasai serta merencanakan pemelajaran selanjutnya
g. Mencatat hasil pencapaian kemajuan siswa

D. Tujuan Akhir
Pada akhir pemelajaran peserta diklat diharapkan mampu:
1. Mengetahui prosedur mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah
2. Membaca peralatan ukur dan peralatan pendukung lainnya
3. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah
4. Menanggulangi masalah mengoperasikan pengalih daya tegangan rendah




E. Cek Kemampuan
1. Sebutkan kebutuhan komponen peralatan pengalih daya!
2. Apa fungsi lampu indikator pada panel tenaga listrik?
3. Apa yang dimaksud dengan rangkaian pengendali?
4. Apa yang dimaksud dengan rangkaian pengawatan?
5. Sebutkan langkah-langkah prosedur mengoperasikan peralatan pengalih daya!
6. Perawatan apa saja yang dilakukan pada panel tenaga listrik?
7. Bagaimana cara mengatasi masalah pada panel listrik bila terjadi gangguan atau kecelakaan!






















BAB. II
PEMELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT
Kompetensi : Mengoperasikan Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah
Sub Kompetensi :
1. Menerapkan prosedur pengoperasian sistem kelistrikan
2. Mengidentifikasi alat ukur
3. Melaksanakan operasi peralatan pengalih daya tegangan rendah
4. Mengamati dan menanggulangi masalah operasi pengalih daya.

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan Guru





















B. KEGIATAN BELAJAR PESERTA DIKLAT

Kegiatan Belajar 1
Menerapkan Prosedur
Pengoperasian Sistem Kelistrikan

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan peserta diklat dapat:
1. Memahami gambar rangkaian pengendali pengalih daya
2. Memahami gambar rangkaian pengawatan pengalih daya
3. Memahami langkah-langkah mengoperasikan sistem kelistrikan

b. Uraian Materi
Untuk mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah memerlukan pengetahuan dasar tentang prosedur mengoperasikan peralatan. Pengetahuan dasar untuk melaksanakan pengoperasian peralatan pengalih daya tegangan rendah yang dimaksud adalah:
1. Sumber energi yang digunakan
2. Komponen-komponen pengalih daya
3. Memahami rangkaian pengendali pengalih daya
4. Memahami rangkaian power pengalih daya


1. Sumber Energi

Sumber energi yang kita jumpai untuk berbagai kegiatan sehari-hari yang digunakan baik di rumah maupun di industri adalah sumber energi Direct Current (DC) dan Alternating Current (AC).

1.1. Direct Current (DC)

Sumber energi DC adalah arus yang memiliki besar dan arah yang konstan /tetap bila dibandingkan terhadap waktu. Sumber DC biasanya dapat diperoleh melalui baterei atau dari sumber AC yang telah disearahkan. Simbol sumber DC seperti gambar di bawah ini:




1.2. Alternating Current (AC)

Sumber energi AC adalah arus yang besar dan arahnya berubah sepanjang waktu. Arus AC nilainya naik dari nol ke nilai maksimum, turun ke nol lagi, kemudian berbalik mengikuti suatu pola dalam arah yang berlawanan. Pertukaran arah yang berlangsung secara periodik disebut frekuensi.

Frekuensi diartikan pula sebagai jumlah gelombang dari sinyal ac pada setiap detik. Frekuensi diukur dalam satuan Hertz (Hz).
Sumber energi yang sering digunakan oleh perumahan atau industri hampir semuanya mempergunakan arus bolak-balik (AC). Keuntungan mempergunakan arus AC ialah arusnya dapat dinaikkan atau diturunkan sehingga mempermudah didalam mengirimkan ke jarak yang jauh.
Selain dari pada itu keuntungan lain dari arus AC adalah karena sifatnya yang selalu berubah arah pada setiap setengah putaran (gelombang) maka dalam penggunaannya tidak memakai kutub sehingga pemasangan suatu alat ke sumber ini tidak perlu khawatir terhadap polaritas.
Sumber AC diperoleh dari generator AC, simbol untuk sumber AC adalah sebagai berikut:











1.3. Bahaya Listrik Pada Manusia

Keselamatan kerja adalah prioritas utama pada setiap pekerjaan. Kecelakaan listrik dapat menyebabkan luka yang serius bahkan kematian. Kecelakaan listrik terjadi akibat kecerobohan atau kurangnya pengertian tentang listrik. Mempelajari lebih dahulu cara mengoperasikan rangkaian peralatan listrik dengan tepat merupakan hal utama. Pelajari bagaimana alat itu bekerja dan cara yang tepat untuk menanganinya.

Arus listrik yang mengalir pada kabel tidak nampak oleh kasat mata. Arus listrik akan mudah diketahui dengan menggunakan alat ukur. Barangkali bahaya yang paling besar terhadap aliran listrik adalah bahaya sengatan listrik. Arus yang mengalir ke tubuh manusia yang lebih dari 10 mA dapat melumpuhkan korban. Bahaya sengatan listrik meningkat sesuai dengan kenaikan tegangan (voltase). Karena itu mereka yang bekerja dengan tegangan tinggi harus dilatih dan diperlengkapi peralatan pengaman yang tepat.

Jika kulit manusia basah atau luka, maka resistansinya terhadap aliran listrik dapat turun drastik. Jika hal itu terjadi, maka walaupun tegangan yang mengalir hanya sedang saja arus listrik akan menyengat dengan serius. Teknisi yang berpengalaman mengetahui hal tersebut, dan akan membuat pembagian tegangan yaitu tegangan rendah dan tegangan tinggi. Seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman, kita akan mempelajari banyak prosedur pengamanan khusus berkaitan dengan listrik.

2. Komponen Peralatan Pengalih Daya

Komponen-komponen peralatan pengalih daya ditempatkan pada panel listrik, meliputi: Pengaman listrik, Kontaktormagnit, Time delay, Push botton, Overload, Lampu indikator, Transformator, alat ukur listrik.
Pada setiap peralatan pengalih daya disertai gambar rangkaian pengendali dan gambar rangkaian pengawatan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan operator memahami cara kerja peralatan pengalih daya tersebut.











2.1. Pengaman Panel

Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan (ayat 412 C 2 , ayat 412 C 5).



















Pengaman listrik NFB digunakan untuk pengaman induk, MCB 1 Fasa digunakan untuk pengaman rangkaian pengendali dan MCB 3 Fasa untuk pengaman rangkaian pengawatan.

2.2. Kontaktormagnit

Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load). Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).
Pada kontaktormagnit terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama (NO) yang diberi nomor terminal 1-2, 3-4 dan 5-6. dan kontak bantu dengan nomor terminal 13-14 (NO) dan 21-22 (NC). Kontak utama pada terminal 1-3-5 dihubungkan ke sumber energi dan terminal 2-4-6 dihubungkan ke beban (load).









Gambar 7. Kontaktormagnit






Gambar 8. Simbol Kontaktormagnit
Terminal a-b merupakan kumparan penguat magnit yang berfungsi untuk menghasilkan kemagnitan.
Kontaktormagnit pabrikan terdiri dari beberapa kontak diantaranya: 3NO+1NO; 3 NO+1NO 1NC; 3 NO+2NO 2NC. Untuk kemampuan arusnya dapat memilih dengan kemampuan arus 10 A; 15 A; 25 A; 30A; 50 A dll.

2.3. Push Botton

Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
Berdasarkan jenis kontaknya terdiri dari: Single kontak dan Double kontak.
















2.4. Time Delay

Time Delay adalah saklar penunda waktu yang digunakan sebagai alat bantu sistim pengendali. Terminal Source terdapat pada nomor 2-7, Kontak NO pada terminal 1-3 dan 6-8 dan kontak NC terdapat pada terminal 1-4 dan 5-8.











Gambar 11. Time Delay
















2.5. Thermal Over Load Relay

Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.
Jaringan listrik akan putus bila arus yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses panas yang terdapat pada relay.
Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih dahulu.









Gambar 14. Thermal Over Load Relay (TOR)

3. Memahami Rangkaian Pengendali Pengalih Daya

Pada Panel Pengalih daya terdapat rangkaian pengendali yang ditempelkan pada belakang pintu panel. Hal ini bertujuan untuk memudahkan operator di dalam memahami mengoperasian peralatan pengalih daya.
Di dunia industri banyak terdapat berbagai macam rangkaian pengendali seperti misalkan: Rangkaian Pengendali Direct On Line, Forward-reverse Motor, Sistim Pengasutan dan lain-lain.
Yang harus diperhatikan di dalam memahami rangkaian pengendali pengalih daya antara lain:
 Mengetahui sumber energi yang digunakan
 Memahami simbol-simbol kelistrikan
 Mengenal komponen yang terpasang
 Mengetahui cara kerja komponen
 Mengetahui urutan penempatan komponen
 Mengetahui Penggunaan Pengalih daya
 Memahami cara kerja peralatan
 Memahami cara kerja rangkaian pengendali
Berikut ini contoh rangkaian pengendali pengalih daya untuk menjalankan motor 3 fasa ( Direct On Line ).













4. Memahami Rangkaian Power Pengalih Daya
Rangkaian Power adalah rangkaian yang menghubungkan sumber energi ke beban (motor) dengan dilengkapi sistim pengaman listrik. Rangkaian power biasa ditempelkan pada pintu panel berdampingan dengan rangkaian pengendali. Berikut ini contoh rangkaian power Motor 3 Fasa pada rangkaian pengendali DOL.










c. Rangkuman
 Prosedur untuk mengoperasikan peralatan pengalih daya sedikitnya harus dimiliki atau mempunyai pengetahuan dasar tentang kelistrikan
 Pengetahuan dasar kelistrikan yang dimaksud adalah memahami tentang:
1. Sumber energi yang digunakan
2. Komponen-komponen pengalih daya
3. Memahami rangkaian pengendali pengalih daya
4. Memahami rangkaian power pengalih daya
 Sengatan listrik dengan arus 10 mA apabila menyentuh tubuh manusia maka akan berakibat fatal yang dapat membuat kelumpuhan tubuh
 Seorang teknisi harus mengenal komponen listrik yang berkaitan dengan pengoperasian peralatan pengalih daya
 Gambar rangkaian pengendali dan gambar rangkaian daya (Power) harus tertempel dibelakang pintu panel. Hal ini untuk memudahkan operator untuk mengoperasikan peralatan

d. Tugas
1. Buatkan rangkaian pengendali DOL Motor 3 Fasa!
2. Buatkan rangkaian daya DOL Motor 3 Fasa!


e. Tes Formatif
1. Sebutkan komponen-komponen yang digunakan pada peralatan pengalih daya!
2. Terangkan cara kerja MCB!
3. Apa fungsi Thermal Over Load Relay?
4. Terangkan cara kerja rangkaian pengendali DOL !
5. Terangkan cara kerja rangkaian daya (Power) DOL!

f. Lembar kerja
Alat dan bahan:
1. Pensil 1 buah
2. Penggaris 1 set
3. Jangka 1 set
4. Penghapus 1 buah
5. Sablon simbol 1 set
6. Kertas gambar ukuran A4 1 lembar

Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
1. Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar!
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar!
3. Gunakanlah peralatan gambar dengan benar dan berhati-hatilah!
4. Bersihkan meja gambar sebelum dan sesudah digunakan!
5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar!

Langkah Kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Rekatkan kertas gambar dengan isolasi pada sudut kertas gambar
3. Buatlah garis tepi
4. Buatlah gambar rangkaian pengendali DOL Motor 3 Fasa
5. Buatlah gambar rangkaian daya (Power) DOL Motor 3 Fasa
6. Kedua gambar rangkaian dikerjakan pada selembar kertas A4
7. Rencanakan tata letak (lay out) gambar yang sesuai
8. Kumpulkan hasil pekerjaan jika sudah selesai
9. Setelah selesai bersihkan alat gambar dan kembalikan ke tempatnya

































Kegiatan Belajar 2

Mengidentifikasi Alat Ukur

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan peserta diklat dapat:
1. Memasang alat ukur Ampermeter
2. Memasang alat ukur Voltmeter
3. Membaca alat ukur Ampermeter
4. Membaca alat ukur Voltmeter

b. Uraian Materi
Kelengkapan pada panel listrik sebagai indikator penunjuk besaran listrik adalah alat ukur ampermeter dan voltmeter.
Alat ukur Ampermeter dipasang secara seri dengan beban dan Voltmeter dipasang secara paralel dengan beban. Apabila nilai nominal arus terlalu besar dari batas ukur peralatan Ampermeter maka hal ini sangat membahayakan alat ukur Ampermeter dan mengakibatkan kerusakan alat ukur tersebut. Agar alat ukur dapat digunakan maka harus diturunkan lebih dahulu dengan menggunakan transformator arus.



Gambar 17. Alat ukur Ampermeter dan Voltmeter

1. Ampermeter

Ampermeter digunakan untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada beban. Pemilihan batas ukur Ampermeter yang dipasang pada panel listrik harus lebih besar 7–8 kali dari arus nominal beban. Mengingat arus start beban pada motor berkisar 7–8 arus nominal. Sehingga jarum penunjukan saat start beban tidak sampai pada batas maksimum batas ukur Ampermeter.
Ampermeter dipasang secara seri dengan beban seperti dicontohkan sbb:





2. Voltmeter

Penyesuaian tegangan beban dengan tegangan sumber energi memerlukan penunjukan besaran. Voltmeter digunakan untuk maksud tersebut. Batas ukur voltmeter disesuaikan dengan sumber energi yang disediakan.
Cara penyambungan peralatan Voltmeter dihubungkan paralel dengan sumber energi. Dan dipasang pada rangkaian daya seperti pada contoh sebagai berikut:

3. Thermal Overload Relay (TOR)

Thermal Overload Relay pada bimetalnya dipasang secara seri dengan beban. TOR akan bekerja bila arus beban lebih besar dari arus beban nominal. Bagian dalam TOR terdapat bimetal, sehingga apabila arus yang melewati TOR melebihi dari arus nominal maka bimetal akan naik suhunya dan mengakibatkan bimetal mengembang dan membuka kontak arus.
Thermal Overload Relay disetting pada kedudukan yang sama dengan arus nominal beban. Pemasangan TOR digambarkan sebagaimana berikut:







4. Skala Pembacaan Alat Ukur

Ketelitian dan kecermatan dalam membaca alat ukur merupakan ketepatan dalam menentukan nilai besaran listrik. Pembagian skala harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Apabila terjadi kesalahan menentukan nilai ukur besaran listrik maka akan mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti:
 Pemberian tegangan beban yang tidak sesuai akan mengakibatkan kumparan Motor bisa terbakar
 Arus beban tidak dapat terdata dengan sesungguhnya
 Motor akan rusak


Kesalahan menentukan nilai ukur besaran listrik dapat diakibatkan oleh tiga hal, yaitu:
a. Kesalahan melihat (Paralak), yaitu kesalahan akibat tidak tepat posisi pada saat membaca alat ukur. Yang benar adalah mata harus tegak lurus dengan alat ukur yang dibaca
b. Kerusakan pada alat ukur itu sendiri, yaitu karena alat ukur yang sudah rusak atau penempatan alat ukur yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
c. Tidaktahu atau kurang teliti dalam membaca alat ukur


c. Rangkuman
 Ampermeter dipasang secara seri dengan beban
 Voltmeter dipasang secara paralel dengan sumber energi
 Thermal Overload Relay dipasang secara seri dengan beban.
 Pembacaan alat ukur harus dilakukan dengan cermat dan teliti


d. Tugas
1. Pasanglah alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay pada panel listrik yang mengoperasikan peralatan pengalih daya DOL
2. Bacalah penunjukan pada alat ukur Ampermeter dan Voltmeter saat panel listrik sedang bekerja


e. Tes Formatif
1. Bagaimanakah cara memasang alat ukur Ampermeter!
2. Bagaimanakah cara memasang alat ukur Voltmeter!
3. Berapa amper Thermal Overload Relay disetting pada rangkaian daya!
4. Bagaimanakah cara pemasangan TOR pada beban!












f. Lembar kerja
Alat dan bahan:

1. Panel listrik 1 buah
2. Obeng plus 1 buah
3. Obeng min 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Tes pen 1 buah
6. Ampermeter 1 buah
7. Voltmeter 1 buah
8. MCB 1 Fasa 1 buah
9. MCB 3 Fasa 1 buah
10. Thermal Overload Relay 1 buah
11. Kabel NYA secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
1. Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar!
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar!
3. Gunakanlah peralatan praktek dengan benar dan berhati-hatilah dalam bekerja!
4. Jangan menghubungkan sumber tegangan sebelum mendapatkan persetujuan dengan instruktor!
5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar!

Langkah Kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Tempatkan panel listrik pada posisi yang kuat dan tidak goyah
3. Pasang komponen yang diperlukan pada rel omega sesuai dengan kebutuhan pada rangkaian pengendali dan rangkaian daya DOL
4. Lakukan pengawatan rangkaian pengendali DOL
5. Lakukan pengawatan rangkaian daya DOL Motor 3 Fasa
6. Lakukan pengawatan alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay
7. Rencanakan penempatan komponen sesuai dengan tata letak yang praktis dan mudah dalam pemasangannya
8. Kumpulkan hasil pekerjaan jika sudah selesai
9. Setelah selesai bersihkan lingkungan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula


Kegiatan Belajar 3

Melaksanakan Operasi Peralatan Pengalih Daya Tegangan Rendah

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan peserta diklat dapat:
1. Membaca rangkaian pengendali peralatan pengalih daya tegangan rendah
2. Mengetahui cara kerja rangkaian pengendali peralatan pengalih daya
3. Mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah
4. Membaca rangkaian daya peralatan pengalih daya tegangan rendah
5. Mengetahui cara kerja rangkaian daya pengalih tegangan rendah

b. Uraian Materi
Syarat utama seorang teknisi adalah harus dapat membaca rangkaian pengendali dan rangkaian daya (Power). Apabila kedua rangkaian ini sudah dipahami dan dimengerti maka teknisi sudah bisa melaksanakan pengawatan rangkaian peralatan pengalih daya untuk berbagai jenis operasi pengendali. Dan sekaligus teknisi akan handal dalam mengoperasikan peralatan pengalih daya tersebut.
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh mengoperasikan peralatan pengalih daya tegangan rendah untuk jenis operasi yang sering digunakan oleh dunia industri.

1. Forward–Reverse Motor 3 Fasa





Prosedur mengoperasikan:

1. MCB diubah pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Tekan tombol „FOR“ maka Motor 3 Fasa akan berputar ke „Kanan“, lampu indikator menyala merah
3. Apabila menginginkan Motor berputar ke „Kiri“ maka matikan lebih dahulu rangkaian dengan menekan tombol „STOP“
4. Tekan tombol „REV“ maka Motor 3 Fasa akan berputar ke „Kiri“, lampu indikator hijau menyala
5. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“

Kejadian khusus:

1. Bila tombol „FOR“ dan tombol „REV“ ditekan secara bersamaan maka salah satu tombol yang lebih awal menekan akan bekerja lebih dahulu, karena kecepatan menekan antara kedua tombol mempunyai jarak waktu 0.02 detik
2. Pada saat Motor 3 Fasa sedang berputar ke „kanan“ maka apabila tombol „REV“ ditekan tidak akan dapat mengoperasikan motor berputar ke „kiri“
3. Apabila terjadi short Circuit maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“
4. Demikian juga bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset
2. Run–Jogging Motor 3 Fasa







Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Tekan tombol „RUN“ maka Motor 3 Fasa akan berputar Runing (maju), lampu indikator warna merah menyala
3. Bila tombol tekan „JOG“ ditekan maka Motor 3 Fasa berputar sesaat selama tombol ditekan (Jogging)
4. Dan bila dilepas maka Motor 3 Fasa berhenti
5. Untuk menjalankan Running kembali tekan tombol „RUN“
6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“

Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset


3. Starting Y- Otomatis (Bintang-Delta)










Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Tekan tombol „START“ maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bindatang (Y), dengan ditandai lampu indikator warna merah menyala
3. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta (), dengan ditandai lampu indikator warna hijau menyala
4. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“

Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset








4. Forward–Reverse Otomatis







Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan ke 1 maka Motor 3 Fasa bekerja dengan arah putaran maju (Forward) yang ditandai lampu indikator menyala berwarna merah. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay (T1) maka Motor 3 Fasa mati dan T2 bekerja untuk menunda waktu
3. Setelah Delay T2 habis maka Motor 3 Fasa berputar mudur (Reverse) yang ditandai dengan menyala lampu warna hijau dan T3 bekerja menunda waktu sesuai pengesetan
4. Apabila Setting T3 telah habis maka Motor 3 Fasa mati, dan T4 bekerja untuk menunda waktu
5. Setelah Delay T4 habis maka Motor 3 Fasa kembali berputar maju (Forward). Demikian seterusnya
6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „START-STOP“. Untuk tekanan ke 2

Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu berwarna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

5. Motor Pumpa Dengan Kontrol Permukaan









Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Pada saat Bak penampung (Reservoir) kosong maka kedua Float Switch (Saklar permukaan) Float Switch UP dan Float Switch DOWN dalam keadaan tertutup (Normally Close)
3. Tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan pertama maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Bindatang (Y), dengan ditandai menyala lampu indikator warna merah
4. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta (). Motor mengisi Bak penampung
5. Pada saat Air telah memenuhi Bak penampung maka Float Switch UP membuka dan Motor 3 Fasa berhenti
6. Setelah Air surut mencapai batas Float Switch Down maka Motor 3 Fasa bekerja kembali
7. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan kedua






Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

6. Dasar Mesin Crane





Prosedur mengoperasikan:

1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Lakukan pemilihan menentukan arah putaran Motor 3 Fasa dengan merubah posisi „SELEKTOR SWITCH“ (Saklar Pemilih) pada posisi Forward (For)
3. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar maju (Forward) dan ditandai dengan menyala lampu merah
4. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar maju sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah
5. Apabila menginginkan Motor berputar mundur (Reverse) maka terlebih dahulu tekan tombol „STOP“ kemudian pindahkan saklar „SELEKTOR SWITCH“ pada posisi Reverse (Rev)
6. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar mundur (Reverse) dan ditandai dengan menyala lampu merah
7. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar mundur sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah
8. Limit Switch berfungsi untuk pembatas arah gerak mesin forward dan reverse agar tidak mencapai batas tak terhingga
9. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“


Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

c. Rangkuman
 Seorang teknisi harus memahami Rangkaian pengendali dan rangkaian daya (Power)
 Prosedur mengoperasikan peralatan pengalih daya harus sesuai dengan urutan kerja peralatan yang telah ditentukan
 Beberapa contoh rangkaian peralatan pengalih daya seperti: Forward-Reverse, Run-Jogging, Starting Y-, Forward-Reverse Otomatis, Motor Pumpa dengan kontrol permukaan, Dasar Mesin Crane dan lain-lain



d. Tugas
1. Lakukan kegiatan merangkai rangkaian pengendali dan rangkaian daya Run-Jogging Motor 3 Fasa pada panel listrik!
2. Lakukan pula kegiatan merangkai rangkaian pengendali dan rangkaian daya Starting Y- Motor 3 Fasa pada panel listrik!
3. Dan Buatkan rangkaian pada panel listrik untuk rangkaian pengendali dan rangkaian daya Motor Pumpa dengan kontrol permukaan!
4. Buat rangkaian pengendali dasar Mesin Crane!

e. Tes Formatif
1. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Motor 3 Fasa!
2. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Run-Jogging Motor 3 Fasa!
3. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Starting Y- Motor 3 Fasa!
4. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Otomatis Motor 3 Fasa!
5. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Motor pumpa dengan kontrol permukaan Motor 3 Fasa!
6. Bagaimanakah cara mengoperasikan peralatan Dasar Mesin Crane!














f. Lembar Kerja
Alat dan bahan:

1. Panel listrik 1 buah
2. Obeng plus 1 buah
3. Obeng min 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Tes pen 1 buah
6. Ampermeter 1 buah
7. Voltmeter 1 buah
8. MCB 1 Fasa 1 buah
9. MCB 3 Fasa 1 buah
10. Thermal Overload Relay 1 buah
11. Kabel NYA secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
1. Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar!
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar!
3. Gunakanlah peralatan praktek dengan benar dan berhati-hatilah dalam bekerja!
4. Jangan menghubungkan sumber tegangan sebelum mendapatkan persetujuan dari instruktor!
5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar!

Langkah Kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Tempatkan panel listrik pada posisi yang kuat dan tidak goyah
3. Pasang komponen yang diperlukan pada rel omega sesuai dengan kebutuhan pada rangkaian pengendali dan rangkaian daya
4. Lakukan pengawatan rangkaian pengendali
5. Lakukan pengawatan rangkaian daya
6. Lakukan pengawatan MCB, alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay
7. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Run-Jogging Motor 3 Fasa
8. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Starting Y- Motor 3 Fasa
9. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Motor Pumpa dengan kontrol permukaan Motor 3 Fasa
10. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya Dasar Mesin Crane Motor 3 Fasa
11. Rencanakan penempatan komponen sesuai dengan tata letak yang praktis dan mudah dalam pemasangannya
12. Laporkan kepada instruktur hasil pekerjaan jika sudah selesai
13. Setelah selesai bersihkan lingkungan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula


















Kegiatan Belajar 4

Mengamati Dan Menanggulangi Masalah
Operasi Pengalih Daya


a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, diharapkan peserta diklat dapat:
1. Mengamati operasi pengalih daya pada saat start, berjalan dan berhenti
2. Menanggulangi masalah bila terjadi gangguan yang terjadi saat peralatan pengalih daya sedang beroperasi
3. Memperbaiki peralatan operasi pengalih daya

b. Uraian Materi

Panel listrik jarang sekali mengalami kerusakan. Pada kondisi normal sesuai pemakaian dan prosedur yang benar, panel listrik mempunyai daya tahan lama terhadap kerusakan.
Kerusakan biasanya disebabkan oleh arus yang melebihi batas nominal peralatan dan dibiarkan terlalu lama. Atau memaksakan peralatan tetap beroperasi walaupun arus melebihi batas yang diizinkan.
Akibat langsung dari membiarkan arus yang berlebihan itu tetap mengalir akan mengakibatkan Motor akan terbakar dan atau lapisan kabel NYA yang meleleh.
Untuk kelangsungan kerja dan produktifitas mesin harus dilakukan beberapa hal:

1. Mengamati Operasi Peralatan Pengalih Daya

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan saat peralatan pengalih daya sedang beroperasi perlu dilakukan pengamatan. Tiga hal yang harus mendapatkan pengamatan yaitu:
1.1. Pengamatan saat Starting Motor
1.2. Pengamatan saat Motor berjalan
1.3. Pengamatan saat memberhentikan Motor

1.1. Pengamatan Saat Starting Motor

Berbagai macam peralatan yang memerlukan cara-cara tertentu dalam menstarting Motor. Untuk motor yang berkapasitas diatas 10 HP memerlukan starting tertentu yaitu: Starting Y- dan pengasutan dengan sistim low voltage (tegangan rendah).
Untuk starting Y- Motor 3 Fasa biasanya saat mula jalan arus mencapai 6 kali arus nominal. Sehingga saat start kumparan Motor 3 Fasa terhubung Y, dan menyerap arus lebih kecil sepertiga arus start hubungan . Setelah beberapa detik kemudian kumparan motor terhubung .

Pengasutan sistim low voltage (tegangan rendah) adalah cara mengasut Motor dengan mengurangi tegangan, dengan alasan arus dan torsi motor tidak terlalu besar pada saat starting Motor. Sistim low voltage yang sering digunakan yaitu: 1. Pengasutan tahanan primer, 2. Pengasutan autotrafo, dan 3. Pengasutan solid state (sistim SCR).
Berikut ini contoh rangkaian pengalih daya Pengasutan Tahanan Primer Motor 3 Fasa .






Pengamatan yang dilakukan pada rangkaian peralatan pengalih daya Pengasutan Tahanan Primer Motor 3 Fasa adalah saat perpindahan pada kerja Kontaktor K1 ke Kontaktor K2. Pada perpindahan tersebut terdapat Resistor 1 ke Resistor 2 yang tujuannya untuk mengurangi tegangan ke kumparan motor.


1.2. Pengamatan Saat Motor Berjalan

Pada saat Peralatan Pengalih daya sedang berjalan hal-hal yang harus diamati adalah:

a. Pengamatan kecepatan putaran motor
Pada Peralatan tertentu kecepatan putaran motor memerlukan kecepatan yang sudah ditetapkan. Sehingga perlu pengaturan kecepatan yang menggunakan beberapa peralatan pendukung. Mengatur kecepatan putaran Motor DC dilakukan dengan cara merubah penguatan magnit pada stator.
Dan mengatur kecepatan putaran Motor AC dilakukan dengan merubah jumlah kutub atau dengan mengatur frequensi listrik.

b. Pengamatan menentukan arah putaran motor
Pada peralatan mesin pengaduk atau mesin lainnya yang arah putarannya Forward dan Reverse secara kontinue memerlukan pengawasan khusus.

c. Mengamati tegangan yang terukur
Sumber energi yang terpasang harus sesuai dengan tegangan yang diperlukan pada motor.

d. Mengamati arus yang mengalir pada peralatan
Arus nominal motor merupakan tolok ukur dari alat ukur yang terpasang. Artinya pada saat motor berjalan arus yang tertunjuk tidak boleh melebihi arus nominal motor.

e. Pengamatan pada peralatan pengalih daya
Pada saat peralatan sedang beroperasi perhatikan bunyi mesinnya. Apabila terdapat suara bising diluar kebiasaannya maka ada kemungkinan gangguan pada bantalan poros yang sudah habis pelumasannya, atau poros mesin yang tidak lurus.
Atau bau mesin yang menyengat akibat kumparan/lilitan yang terbakar. Bisa juga mesin yang panasnya tinggi akibat tidak ada pelumasan pada mesin.

1.3. Pengamatan Saat Memberhentikan Motor

Menghentikan Motor dilakukan dengan cara menghilangkan tegangan sumber hingga diperoleh kecepatan putaran sama dengan nol. Terdapat beberapa metode sistim pengereman yaitu:
a. Pengereman Plugging
b. Pengereman Dinamik (Regeneratif)
c. Pengereman Elektromekanis
d. Pengereman Beban Listrik

 Pengereman Plugging
Pengereman Plugging dilakukan dengan cara membalik arah putaran sesaat.
Dengan urutan kerja sebagai berikut:
Pada saat motor motor diberhentikan maka terdapat sisa putaran. Agar sisa putaran tidak terlalu lama berputar maka dilakukan pembalikan arah putaran sesaat dengan menekan tombol Jogging.

 Pengereman Dinakmik (Regeneratif)
Yang dimaksud dengan Pengereman Regeneratif adalah sisa putaran pada rotor menginduksi kumparan stator sehingga pada kumparan stator timbul Ggl induksi. Agar putaran rotor berhenti maka pada kumparan stator diberikan beban Resistif. Pengereman Dinamik banyak digunakan pada Motor-motor DC.

 Pengereman Elektromekanis
Pada mesin Crane sistim pengereman yang paling sesuai adalah sistim pengereman Elektromekanis. Pada saat motor berputar maka tegangan elektromekanis bekerja membuka drum. Apabila tegangan elektromekanis hilang maka drum akan dicengkeram oleh sepatu rem. Kondisi ini akan aman terhadap saat tegangan hilang maka proses pengereman bekerja.





 Pengereman Beban Listrik
Pengerem beban listrik adalah alat yang sederhana dan kuat yang terdiri dari rotor besi yang dipasang didalam perangkat medan diam. Perangkat medan terdiri dari struktur kumparan dan besi yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika arus searah mengalir pada kumparan, mengubah kutub-kutub magnet yang dihasilkan pada besi, yaitu kutub utara dekat dengan kutub selatan dan selanjutnya. Ketika besi rotor bergerak melewati kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan, menyebabkan arus eddy mengalir pada rotor.


Gambar 38. Rem beban listrik

2. Menanggulangi Masalah Bila Terjadi Gangguan

Peralatan Pengalih Daya dapat terjadi kerusakan apabila mesin bekerja melampaui batas yang diizinkan, misalnya:
 Kecepatan putaran yang terlalu tinggi. Berakibat aus pada bantalan peluru. Perlu diperbaiki atau diganti
 Pemberian tegangan yang terlalu besar. Berakibat kumparan motor terbakar. Harus dibongkar dan direwinding
 Arus yang terlalu besar karena beban yang terlalu berat, dan apabila pengaman beban lebih tidak berfungsi maka akan mengakibatkan kumparan motor panas dan terbakar. Harus dilakukan pembongkaran kumparan dan dililit kembali

Ruang lingkup pemeliharaan

Untuk mempertahankan kelangsungan kerja peralatan pengalih daya agar tetap bekerja terus menerus dan tidak merugikan perusahaan maka diperlukan pemeliharaan peralatan yang meliputi:

 Pemeliharaan rutin berencana
Pemeliharaan rutin berencana tidak perlu membongkar mesin, pekerjaan yang dilakukan adalah:
 Pemeriksaan secara teratur pada bagian luar peralatan. Jauhkan benda-benda yang sekiranya dapat menggangu kerja mesin
 Memeriksa bantalan, kotak kontak, kontaktormagnit
 Memberikan pelumasan pada bagian yang terjadi pergesekan
 Pemeriksaan pada sikat-sikat


 Pemeliharaan rutin
Pekerjaan yang dilakukan pada pemeliharaan rutin meliputi:
 Perbaikan atau mengganti bagian yang cepat aus
 Pelumasan pada bagian yang bergesek
 Membersihkan kontak-kontak yang berkarat
 Memeriksa tegangan sumber
 Pengujian tahanan isolasi motor

 Penggantian (Revisi)
Penggantian dilakukan apabila terjadi kerusakan berat dan tidak dapat dipergunakan kembali. Pekerjaan revisi meliputi:
 Mengganti bagian yang rusak
 Membongkar sebagian yang dirusak
 Mengganti keselurahan bagian yang rusak


3. Perbaikan Peralatan

Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam perbaikan peralatan meliputi:
 Motor dibongkar keseluruhan
 Bersihkan rotor dan stator dengan kompressor
 Berilah lapisan lak pada kumparan hingga kering, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan isolasi yang baik
 Pada bagian rotor (untuk rotor lilit) bersihkan lamel-lamel dan hindari terjadinya goresan pada lamel
 Perhatikan sikat-sikat dalam keadaan masih dapat dipergunakan secara normal
 Motor dipasang kembali seperti sediakala


c. Rangkuman

 Pengamatan yang dilakukan pada peralatan pengalih daya adalah :
- Pengamatan saat starting Motor
- Pengamatan saat Motor berjalan
- Pengamatan saat memberhentikan Motor
 Starting Motor 3 Fasa dapat dilakukan dengan cara:
- Starting Y- (Bintang-segitiga)
- Pengasutan dengan sistim low voltage (tegangan rendah)
 Pengamatan saat Motor berjalan dilakukan pada motor-motor yang memerlukan kerja khusus seperti: Jumlah kecepatan yang tertentu, Arah putaran Forward-Reverse, Run-Jogging dan selain itu juga memperhatikan sumber tegangan yang masuk ke peralatan serta arus yang mengalir.
 Beberapa cara memberhentikan Motor yaitu:
- Secara Plugging
- Secara Regeneratif
- Secara Elektromekanis
- Secara beban Listrik
 Penanggulangan terhadap masalah gangguan
Pada kebanyakan peristiwa yang terjadi pada kerusakan peralatan pengalih daya adalah akibat dipaksakannya kemampuan mesin untuk bekerja diluar batas nominal peralatan. Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada peralatan dilakukan pemeliharaan yang meliputi:
- Pemeliharaan rutin berencana
- Pemeliharaan rutin
- Revisi (Penggantian)


d. Tugas

1. Buatkan rangkaian pengendali DOL (direct ON Line) pada panel listrik yang dilengkapi dengan sistim pengereman elektromekanis


e. Tes Formatif

1. Terangkan cara kerja Starting Y- Motor 3 Fasa!
2. Terangkan cara kerja starting low voltage!
3. Terangkan cara kerja sistim pengereman Plugging, Regeneratif, Elektromekanis, dan beban Listrik!
4. Bagaimana cara menanggulangi masalah pada saat Peralatan sedang beroperasi!
5. Apa langkah-langkah yang dilakukan dalam memperbaiki kerusakan pada peralatan pengalih daya?











f. Lembar Kerja
Alat dan Bahan:

1. Panel listrik 1 buah
2. Obeng plus 1 buah
3. Obeng min 1 buah
4. Tang potong 1 buah
5. Tang Kombinasi 1 buah
6. Tes pen 1 buah
7. Ampermeter 1 buah
8. Voltmeter 1 buah
9. MCB 1 Fasa 1 buah
10. MCB 3 Fasa 1 buah
11. Thermal Overload Relay 1 buah
12. Motor 3 Fasa 1 buah
13. Pengerem elektromekanis 1 buah
14. Kabel NYA secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
1. Berdo’alah sebelum memulai kegiatan belajar!
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar!
3. Gunakanlah peralatan praktek dengan benar dan berhati-hatilah dalam bekerja!
4. Jangan menghubungkan sumber tegangan sebelum mendapatkan persetujuan dari instruktor!
5. Berdoalah setelah selesai melakukan kegiatan belajar!

Langkah Kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Tempatkan panel listrik pada posisi yang kuat dan tidak goyah
3. Pasang komponen yang diperlukan pada rel omega sesuai dengan kebutuhan pada rangkaian pengendali dan rangkaian daya
4. Lakukan pengawatan rangkaian pengendali
5. Lakukan pengawatan rangkaian daya
6. Lakukan pengawatan MCB, alat ukur Ampermeter, Voltmeter dan Thermal Overload Relay
7. Buatkan rangkaian untuk operasi peralatan pengalih daya DOL yang dilengkapi dengan sistim pengereman elektromekanis
8. Rencanakan penempatan komponen sesuai dengan tata letak yang praktis dan mudah dalam pemasangannya
9. Laporkan kepada instruktur hasil pekerjaan jika sudah selesai
10. Setelah selesai bersihkan lingkungan tempat kerja dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula.










































Kunci Jawaban Tes Formatif

Kegiatan Belajar 1

1. Komponen-komponen yang digunakan pada peralatan pengalih daya adalah:
- Pengaman listrik
- Kontaktormagnit
- Time delay
- Push botton
- Overload
- Lampu indikator
- Transformator
- Alat ukur listrik
- Panel listrik
2. MCB bekerja apabila bimetal mendapatkan arus yang besar sehingga terjadi panas dan bimetel mengembang dan akhirnya membuka, disertai dengan terjadinya ”Trip” pada lidah MCB. Untuk mengaktifkan kembali, menunggu bimetal dingin dan kemudian menaikkan lidah MCB ke atas.
3. Thermal Over Load Relay berfungsi untuk mengamankan motor dari beban yang besar. Apabila beban motor besar maka arus motor naik dan Thermal Over Load Relay akan membuka. Untuk mengaktifkan kembali, tekan tombol ”Reset”.
4. Rangkaian pengendali DOL (Direct On Line).




















Prosedur operasional:
1. MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2. Pada kondisi normal Lampu indikator warna hijau menyala. Menandakan bahwa peralatan pengalih daya DOL siap dioperasikan
3. Tekan tombol „ START“ maka Motor 3 Fasa akan berputar Runing (maju), lampu indikator warna merah menyala, dan lampu hijau mati
4. Apabila pada saat Motor 3 fasa sedang bekerja terjadi beban lebih maka lampu indikator warna kuning menyala. Dan lampu warna merah mati
5. Untuk mengaktifkan kembali tekan tombol „Reset“ Thermal Over Load dan lakukan seperti langkah 3
6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“. Dan ditandai dengan lampu warna merah mati, lampu warna hijau menyala

5. Rangkaian daya (Power) Direct On Line (DOL)





















Kegiatan Belajar 2

1. Alat ukur Ampermeter dipasang secara seri dengan beban

2. Alat ukur Voltmeter dipasang secara paralel dengan sumber tegangan atau beban

3. Thermal Overload Relay disetting pada rangkaian daya sebesar arus nominal beban (Motor)
4. TOR dipasang secara seri dengan beban

Kegiatan Belajar 3

1. Cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Motor 3 Fasa

4. Tekan tombol „REV“ maka Motor 3 Fasa akan berputar ke „Kiri“, lampu indikator hijau menyala
5. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“

2. Cara mengoperasikan peralatan Run-Jogging Motor 3 Fasa







3. Cara mengoperasikan peralatan Starting Y- Motor 3 Fasa


4. Cara mengoperasikan peralatan Forward-Reverse Otomatis Motor 3 Fasa


3. Setelah Delay T2 habis maka Motor 3 Fasa berputar mudur (Reverse) yang ditandai dengan menyala lampu warna hijau dan T3 bekerja menunda waktu sesuai pengesetan.
4. Apabila Setting T3 telah habis maka Motor 3 Fasa mati, dan T4 bekerja untuk menunda waktu.
5. Setelah Delay T4 habis maka Motor 3 Fasa kembali berputar maju (Forward). Demikian seterusnya.
6. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „START-STOP“. Untuk tekanan ke 2.

5. Cara mengoperasikan peralatan Motor pumpa dengan kontrol permukaan Motor 3 Fasa





4. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay maka Motor 3 Fasa bekerja dalam hubungan Delta (). Motor mengisi Bak penampung.
5. Pada saat Air telah memenuhi Bak penampung maka Float Switch UP membuka dan Motor 3 Fasa berhenti.
6. Setelah Air surut mencapai batas Float Switch Down maka Motor 3 Fasa bekerja kembali.
7. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan kedua.


6. Cara mengoperasikan peralatan Dasar Mesin Crane


4. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar maju sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah.
5. Apabila menginginkan Motor berputar mundur (Reverse) maka terlebih dahulu tekan tombol „STOP“ kemudian pindahkan saklar „SELEKTOR SWITCH“ pada posisi Reverse (Rev).
6. Tekan tombol RUN maka Motor akan berputar mundur (Reverse) dan ditandai dengan menyala lampu merah.
7. Dan apabila menekan tombol JOG maka Motor akan berputar mundur sesaat selama tombol ditekan dan ditandai dengan menyala lampu merah.
8. Limit Switch berfungsi untuk pembatas arah gerak mesin forward dan reverse agar tidak mencapai batas tak terhingga.
9. Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „STOP“.


Kegiatan Belajar 4

1. Cara kerja Starting Y- Motor 3 Fasa adalah saat mula jalan kumparan motor 3 Fasa terhubung Y, setelah beberapa detik kemudian kumparan motor diubah ke dalam hubungan .

2. Cara kerja starting low voltage adalah cara mengasut Motor dengan mengurangi tegangan, dengan alasan arus dan torsi motor tidak terlalu besar pada saat starting Motor.
Sistim low voltage yang sering digunakan yaitu:
1. Pengasutan tahanan primer
2. Pengasutan autotrafo
3. Pengasutan solid state (sistim SCR)

3. a. Cara Kerja Sistim Pengereman Plugging
adalah pada saat motor diberhentikan maka terdapat sisa putaran. Agar sisa putaran tidak terlalu lama berputar maka dilakukan pembalikan arah putaran sesaat dengan menekan tombol Jogging.

b. Cara Kerja Sistim Pengereman Regeneratif
adalah sisa putaran pada rotor menginduksi kumparan stator sehingga pada kumparan stator timbul Ggl induksi. Agar putaran rotor berhenti maka pada kumparan stator diberikan beban Resistif. Pengereman Dinamik banyak digunakan pada Motor-motor DC.

c. Cara Kerja Sistim Pengereman Elektromekanis
adalah pada saat motor berputar maka tegangan elektromekanis bekerja membuka drum. Apabila tegangan elektromekanis hilang maka drum akan dicengkeram oleh sepatu rem. Kondisi ini akan aman terhadap saat tegangan hilang maka proses pengereman bekerja.

d. Cara Kerja Sistim Pengereman Elektromekanis
adalah alat yang sederhana dan kuat yang terdiri dari rotor besi yang dipasang didalam perangkat medan diam. Perangkat medan terdiri dari struktur kumparan dan besi yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika arus searah mengalir pada kumparan, mengubah kutub-kutub magnet yang dihasilkan pada besi, yaitu kutub utara dekat dengan kutub selatan dan selanjutnya. Ketika besi rotor bergerak melewati kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan, menyebabkan arus eddy mengalir pada rotor.

4. Cara menanggulangi masalah pada saat Peralatan sedang beroperasi adalah dengan mematikan sumber tegangan.

5. Langkah-langkah yang dilakukan dalam memperbaiki kerusakan pada peralatan pengalih daya.
a. Motor dibongkar keseluruhan
b. Bersihkan rotor dan stator dengan kompressor
c. Berilah lapisan lak pada kumparan hingga kering, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan isolasi yang baik
d. Pada bagian rotor (untuk rotor lilit) bersihkan lamel-lamel dan hindari terjadinya goresan pada lamel
e. Perhatikan sikat-sikat dalam keadaan masih dapat dipergunakan secara normal
f. Motor dipasang kembali seperti sediakala.








BAB. III
EVALUASI

A. Test Tertulis

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan bagian-bagian Panel listrik!
2. MCB berfungsi untuk!
3. Kontaktor adalah?
4. Time Delay Relay berfungsi untuk?
5. Thermal Over Load berfungsi untuk?
6. Besarnya setting arus beban lebih adalah?
7. Yang dimaksud dengan pengasutan Starting Y- adalah?
8. Tujuan Pengasutan Motor 3 Fasa adalah?
9. Yang dimaksud pengasutan tahanan primer adalah?
10. Sistim pengereman secara plugging dilakukan dengan cara!
11. Pengereman secara Regeneratif adalah?
12. Pengereman secara Elektromekanis adalah?
13. Pengereman secara Beban Listrik adalah?
14. Sebutkan Pemeliharaan peralatan yang harus dilakukan!
15. Langkah-langkah perbaikan peralatan adalah!


B. Test Praktik

1. Buatkan rangkaian pengendali dan rangkaian daya Motor pumpa dengan kontrol permukaan pada Panel listrik yang telah disediakan!
2. Lengkapi dengan lampu indikator!








Kunci Jawaban Evaluasi

1. Bagian-bagian Panel listrik terdiri dari:
a. Rel Omega
b. Terminal kabel
c. MCB 1 Fasa
d. MCB 3 Fasa
e. Kontaktor
f. Push Botton
g. Time Delay (bila diperlukan)
h. Thermal Over Load
i. Lampu indikator
2. MCB berfungsi untuk pengaman terhadap arus hubung singkat
3. Kontaktor adalah saklar yang bekerja secara elektromagnetik
4. Time Delay Relay berfungsi untuk menunda waktu kontak NO (Normally Open) maupun kontak NC (Normally Close)
5. Thermal Over Load berfungsi untuk pengaman arus kumparan motor terhadap beban lebih
6. Besarnya setting arus beban lebih adalah sama dengan arus nominal motor
7. Yang dimaksud dengan pengasutan Starting Y- adalah pengasutan motor 3 Fasa berdaya besar dengan start awal kumparan motor terhubung dalam hubungan Y dan kemudian setelah beberapa detik kumparan motor terhubung dalam hubungan 
8. Tujuan Pengasutan Motor 3 Fasa adalah untuk mengurangi arus start motor
9. Yang dimaksud pengasutan tahanan primer adalah pengasutan yang dilakukan dengan mengurangi tegangan melalui tahanan awal yang dihubungkan secara seri dengan kumparan motor
10. Sistim pengereman secara plugging dilakukan dengan cara membalik arah putaran sisa
11. Pengereman secara Regeneratif adalah pengereman yang menfaatkan sisa putaran motor yang berubah menjadi generator
12. Pengereman secara Elektromekanis adalah pengereman dengan menggunakan sepatu rem. Membuka dan menutupnya sepatu rem untuk mencengkeram drum dilakukan oleh kumparan yang bekerja secara elektromagnetis
13. Pengereman secara Beban Listrik adalah pengereman dengan melakukan pembebanan pada motor saat putaran hilang.
14. Pemeliharaan peralatan yang harus dilakukan antara lain: Pemeliharaan rutin berencana, Pemeliharaan rutin dan Revisi (penggantian)
15. Langkah-langkah perbaikan peralatan adalah:
a. Motor dibongkar keseluruhan
b. Bersihkan rotor dan stator dengan kompressor
c. Berilah lapisan lak pada kumparan hingga kering, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan isolasi yang baik.
d. Pada bagian rotor (untuk rotor lilit) bersihkan lamel-lamel dan hindari terjadinya goresan pada lamel.
e. Perhatikan sikat-sikat dalam keadaan masih dapat dipergunakan secara normal.
f. Motor dipasang kembali seperti sediakala.




























LEMBAR PENILAIAN TES PRAKTIK

Nama Peserta : ..............................................................
No. Induk : ..............................................................
Program Keahlian : ..............................................................
Nama Jenis Pekerjaan : ..............................................................

PEDOMAN PENILAIAN
No. Aspek Penilaian Skor Maks. Skor Perolehan Keterangan
1 2 3 4 5
I. Persiapan
1.1. Gambar rencana
1.2. Koordinasi pekerjaan
1.3. Peralatan yang diperlukan
1.4. Perlengkapan utama dan pelengkap
1.5. Perencanaan kerja
2
2
2
2
2
Sub total 10
II. Pelaksanaan
2.1. Penempatan komponen
2.2. Memasang perlengkapan pelengkap
2.3. Merangkai rangkaian pengendali
2.4. Merangkai rangkaian daya (power)

15
15
10
10

Sub total 50
III. Pengujian
3.1. Pengujian secara visual
3.2. Pengujian secara mekanik
3.3. Pengujian dengan aliran listrik
3
4
3
Sub total 10
IV. Mengindentifikasi Masalah
4.1. Mengindentifikasi penyimpangan kondisi lapangan
4.2. Pemecahan masalah terhadap penyimpangan
5

5
Sub total 10
V. Laporan
5.1. Pembuatan berita acara
5.2. Laporan
5
5
Sub total 10
VI. Sikap/Etos Kerja
6.1. Tanggung jawab
6.2. Ketelitian
6.3. Inisiatif
6.4. Kemandirian
6.5. Keselamatan kerja
2
2
2
2
2
Sub total 10
Total 100
KRITERIA PENILAIAN

No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor
I. Persiapan
1.1. Gambar rencana pemasangan





1.2. Koordinasi pekerjaan





1.3. Peralatan yang diperlukan





1.4. Perlengkapan utama dan pelengkap






1.5. Perencanaan kerja
• Alat dan bahan disiapkan sesuai kebutuhan
• Alat dan bahan disiapkan tidak sesuai kebutuhan

• Melaksanakan koordinasi pekerjaan
• Tidak melaksanakan koordinasi pekerjaan

• Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
• Tidak mempersiapkan peralatan yang diperlukan

• Dapat menunjukkan jenis perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap
• Tidak dapat menunjukkan jenis perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap

• Dapat membuat perencanaan kerja dengan benar
• Tidak dapat membuat perencanaan kerja dengan benar

2

1


2


1


2

1



2



1



2


II. Pelaksanaan
2.1. Penempatan komponen






2.2. Memasang perlengkapan pelengkap






2.3. Merangkai rangkaian pengendali






2.4. Merangkai rangkaian daya




• Menempatkan komponen sesuai pada tempatnya
• Menempatkan komponen tidak sesuai pada tempatnya

• Memasang perlengkapan pelengkap dengan benar
• Memasang perlengkapan pelengkap tidak sesuai aturan

• Memasang rangkaian pengendali dengan benar
• Memasang rangkaian pengendali tidak sesuai aturan

• Memasang rangkaian daya dengan benar
• Memasang rangkaian daya tidak benar

15

1


15


1


10


1


10

1
III. Pengujian
3.1. Pengujian secara visual






3.2. Pengujian secara mekanik






3.3. Pengujian dengan aliran listrik

• Mengamati/melihat secara cermat bagian-bagian dari pekerjaan
• Tidak mengamati/melihat secara cermat bagian-bagian dari pekerjaan

• Melakukan pengujian secara mekanik terhadap hasil pekerjaan
• Tidak melakukan pengujian secara mekanik terhadap hasil pekerjaan

• Melakukan pengujian jaringan dengan aliran listrik
• Tidak melakukan pengujian jaringan dengan aliran listrik

3

1



4


1



3

1
IV. Mengindentifikasi Masalah
4.1. Mengindentifikasi penyimpangan kondisi lapangan






4.2. Pemecahan masalah terhadap penyimpangan
• Melakukan indentifikasi terhadap penyimpangan yang terjadi di lapangan
• Tidak melakukan indentifikasi terhadap penyimpangan yang terjadi di lapangan

• Melakukan pemecahan masalah yang terjadi di lapangan
• Tidak melakukan pemecahan masalah yang terjadi di lapangan

5


1



5

1
V. Laporan
5.1. Pembuatan berita acara





5.2. Laporan
• Membuat berita acara dengan benar
• Tidak membuat berita acara dengan benar

• Membuat laporan
• Tidak membuat laporan
5

1


5

1
VI. Sikap/Etos Kerja
6.1. Tanggung jawab





6.2. Ketelitian





6.3. Inisiatif




6.4. Kemandirian


6.5. Keselamatan kerja
• Membereskan kembali alat dan bahan yang dipergunakan
• Tidak membereskan alat dan bahan yang dipergunakan

• Tidak banyak melakukan kesalahan kerja
• Banyak melakukan kesalahan kerja

• Memiliki inisiatif bekerja
• Kurang/tidak memiliki inisiatif kerja

• Bekerja tanpa banyak diperintah
• Bekerja dengan banyak diperintah

• Menggunakan peralatan keselamatan kerja dengan benar
• Tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja dengan benar
2

1



2

1



2

1


2

1

2


1











BAB. IV
PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes praktek untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya.

Mintalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi.

Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.
















DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL, 2000.
Kismet Fadillah. Instalasi Motor Listrik. Bandung: PT Angkasa, 1999
E. Setiawan, Ir. Instalasi Arus Kuat. Jakarta: PT Bina Cipta, 1986
Perusahaan Listrik Negara. Teknologi Jaringan Distribusi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan, 1986.
Sumaryono, Marsudi. Petunjuk Keselamatan Kerja. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998.

HEPATITIS A, Penyakit Yang pernah Aku Derita..?

HEPATITIS A

Definisi

Hepatitis A adalah penyakit peradangan hati karena infeksi virus hepatitis A (VHA) yaitu suatu RNA virus dari family picornavirus (enterovirus). Hepatitis A bukan penyakit baru, sudah ada sebelum zaman Hipokrates. Pada awalnya semua hepatitis disebut sakit kuning (jaundice) serta belum terbagi dalam kelompok hepatitis A,B dan seterusnya seperti yang dikenal saat ini. Pada tahun1912 dinamakan ’’hepatitis infeksiosa’’ oleh Cockkayne dan pada tahun 1947 Fred Mc Callum pertama kali memperkenalkan istilah Hepatitis A dan B. Dengan berkembangnya teknologi dengan immune electron microscopic, maka virus hepatitis A ditemukan secara jelas pada tahun 1973. Sejak saat itu mulai berkembang penelitian tentang hepatitis termasuk pembuatan vaksin. Istilah Hepatitis A,B dan seterusnya sudah dibakukan oleh WHO dan sampai saat ini para ahli sudah menemukan 7 jenis hepatitis virus yaitu A,B,C.D,E ,G dan TT.

Etiologi

Hepatitis A disebabkan oleh virus HAV (Hepatitis A Virus) yang dapat diperlihatkan di dalam tinja manusia melalui bermacam teknik imunologi. Virus ini adalah anggota terpisah dari famili picornavirus. HAV merupakan partikel bulat 27-32 nm dengan simetri kubus, mengandung genom RNA untai tunggal yang lurus berukuran 7,5 kb. HAV memiliki sifat stabil pada pemberian eter 20%, asam (pH 1,0 selama 2 jam), dan panas (60ºC selama 1 jam). Virus dapat dihancurkan dengan merebus dalam air selama 5 menit, dengan pemanasan kering (180ºC selama 1 jam), radiasi ultraviolet (1 menit pada 1,1 watt), formalin, dan klorin (10-15 ppm selama 30 menit). Memanaskan makanan pada suhu > 85ºC selama 1 menit sangat penting untuk inaktivasi HAV. Antibodi tehadap virus HA (anti-HA) dapat diukur dan terjadi setelah perkembangan ikterus dan dapat dikenali di dalam serum penderita selama bertahun-tahun setelah terjadinya infeksi.

Epidemiologi

Penyakit ini bersifat sangat menular dan dapat dipindahkan melalui bahan makanan atau air yang tercemar. Penyakit ini paling sering pada anak-anak dengan morbiditas tinggi. Hepatitis anikterik diperkirakan terjadi pada lebih 80% penderita infeksi yang berusia kurang dari 2 tahun. Infeksi hepatitis A tidak mempunyai predileksi musim, biasanya terjadi pada mereka yang hihup dengan higine yang buruk. Penyebaran mudah terjadi di antara kaum homoseksual dan tempat penitipan anak. Hepatitis A yang dijumpai pada ibu hamil tidak berpengaruh pada bayi yang dilahirkannya, ini disebabkan karena antibodi ibunya.

Patologi

Respons akut hati terhadap trauma virus hepatitis A atau hepatitis B adalah sama tanpa memandang etiologi. Respons-respons awal hati adalah degenerasi balon dan nekrosis yang mengenai sel parenkim. Kemudian disusul dengan infiltrasi limfosit dan makrofag maupun sejumlah plasma ke dalaqm daerah parenkim dan portal. Regenerasi sel-sel parenkim dibuktikan dengan adanya sel-sel yang mengandung gambaran mitosis. Kemudian terjadi perubahan jelas di daerah periportal disertai pelebaran akibat infiltrasi sel radang, proliferasi saluran empedu dan statis empedu.

Patogenesis

Ikterus pada penderita terjadi akibat penyumbatan aliran empedu dan kerusakan sel-sel parenkim. Peningkatan kadar bilirubin direk dan bilirubin indirekk di dalam serum penderita. Penyumbatan aliran empedu di dalam hati akan mengakibatkan tinja akholis. Bukti lain dari penyumbatan empedu adlah peningkatan alkali fosfate dalam serum. Kerusakan sel-sel hati akan mengakibatkan pelepasan isi sel-sel tersebut ke dalam peredaran darah dan gangguan fungsi metabolis sel. Kerusakan pada sel hati dapat diungkapkan oleh penyimpangan-penyimpangan fungsi normal. Peradangan dan respos terhadap infeksi virus biasanya diwujudkan dalam bentuk peningkatan laju endap darah.

Manifestasi Klinik

Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 4-6 minggu sejak penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A. Kadang bisa saja seorang yang terinfeksi HAV tidak menunjukkan gejala yang berarti, namun walaupun ditemukan kejadian seperti ini feses dari orang tersebut tetaplah infeksius. Gejala yang biasanya diderita adalah: demam, meriang / tidak enak badan, nausea, vomiting, diare, air kencing berwarna tua, tinja pucat, kehilangan nafsu makan sehingga berat badan turun, ikterik, kulit gatal, sakit di bagian abdominal. Sekali terinfeksi dan tubuh dapat mengalahkan virus maka tubuh akan memiliki kekebalan.

Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium: (1) pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; (2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan (3) stadium kesembuhan (konvalesensi) berkisar selama 6 bulan. Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit hepatitis A adalah tes ELISA selain itu dapat dilakukan uji serologis untuk menentukan anti-HAV. Tes lain yang dapat dilakukan adalah PCR yang kemudian hasilnya dapat dielektroforesis.

Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan tepat jika kita mengetahui cara-cara penularan berbagai penyakit hepatitis. Hepatitis A menular melalui makanan dan minuman yang tercemar feses penderita hepatitis A. Kebiasaan jajan makanan dan minuman di sembarang tempat meningkatkan resiko tertular penyakit hepatitis A. Makanan mentah maupun setengah matang berpotensi terkontaminasi virus ini. Beberapa cara pencegahan terhadap penyakit hepatitis A:

1. Imunisasi

Imunisasi sangat efektif mencegah infeksi suatu penyakit. Setelah imunisasi tubuh akan menghasilkan antibodi yang merupakan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Imunisasi hepatitis A diberikan pada anak-anak usia antara 2 hingga 18 tahun sebanyak satu kali. Orang dewasa membutuhkan imunisasi ulang (booster) setelah 6 hingga 12 bulan imunisasi pertama. Kekebalan yang didapat dari imunisasi ini dapat bertahan selama 15 hingga 20 tahun. Namun seseorang yang telah diimunisasi dapat terkena hepatitis A jika ia terinfeksi VBA antara waktu 2 hingga 4 minggu setelah imunisasi, karena pada saat itu tubuh belum menghasilkan antibodi dalam jumlah cukup. Mereka yang sebaiknya mendapatkan imunisasi ini adalah:

· Pekerja restoran atau yang biasa menangani makanan

· Remaja yang tinggal di asrama pelajar yang mengalami kontak erat dengan teman-temannya.

· Pekerja dan anak-anak pada tempat penitipan anak.

· Orang yang menderita penyakit hati menahun

· Pekerja laboratorium

2. Imunitas sementara

Mereka yang sering bepergian ke daerah lain sebaiknya mendapatkan kekebalan sementara untuk mencegah infeksi VHA terutama jika daerah tujuannya adalah daerah endemik hepatitis A atau daerah yang sanitasinya buruk. Imunitas sementara dapat diperoleh dengan pemberian immunoglobulin (Ig). Ig untuk pencegahan hepatitis A berisi antivirus hepatitis A yang sangat efektif setelah 2 minggu pemberian. Untuk mereka yang harus menetap di daerah endemic, Ig anti VHA sebaiknya diulang setiap 3 hingga 5 bulan.

3. Menjaga kebersihan

Mencuci tangan dengan menggunakan sabun setiap kali selesai buang air besar dan kecil sangat dianjurkan untuk menghambat penularan VHA. Hal yang sama perlu dilakukan pula pada saat sebelum makan, mengolah dan menyiapkan makanan. Awasi dan berikan pengertian pada anak-anak agar tidak memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya.

Pengobatan

Sampai saat ini pengobatan adalah simtomatik dan suportif , tidak diberikan antibiotika. Pemberian nutrisi dapat melalui infus bila penderita mual dan muntah terus. Contohnya paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.

Komplikasi

Walaupun relatif jarang, infeksi VHA dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain:

a. Hepatitis A relaps ( kumat)

Pada 3-20 % kasus infeksi VHA dengan ikterik (kuning) dapat terjadi relapse atau kumat dalam 2-12 minggu sejak awal perbaikan test fungsi hati.

b. Prolonged cholestatis.

Komplikasi ini relatif jarang dan terjadi sumbatan pada saluran empedu. Gejalanya selain panas, juga gatal - gatal, diare dengan penurunan berat badan. Kadar bilirubin meninggi diatas 170 umol/L. Prognosis biasanya baik.

c. Hepatitis fuminan.

Merupakan komplikasi VHA yang berat dengan insidens 0,1-0,4 % dengan gejala gangguan kesadaran, perdarahan, gangguan fungsi hati berat dapat sampai meninggal.

d. Autoimun hepatitis.

Komplikasi ini merupakan bentuk infeksi VHA yang atipik dan terbukti sebagai pencetus dari autoimun hepatitis khronik tipe 1.

Memory Traveling to Jakarta

Memory Traveling to Jakarta
Dede Hakim diantara rekan2 saat kunjungan ke DPD RI, ketemu dengan Pak Irman Gusman & Pak Muhtar Naim. "walau aku n'deso, tapi udah juga ya sampe ke sono"..

Memory Liburan Kemaren bareng Genk SMA dulu

Memory Liburan Kemaren bareng Genk SMA dulu
Ayo tujuk apa tu...?? (Doni, Heru,Jajang,Adhit dan si ganteng Dede Hakim)